SEJARAH DESA PINAPALANGKOW
SEJARAH PINAPALANGKOW
Nama
Pinapalangkow dikaitkan dengan cerita yang berasal dari pengembaraan MAKARENDE, dimana dalam sejarah tersebut akan
ditemukan kata Pinapalangkow yang digunakan di sini dari
kata
“ Pinailĕkann si Langkow”. Langkow adalah nama bahasa Tountemboauan dari Binatang Anoa atau nama ilmiahnya adalah Anoa Depressicornis. Diyakini tempat tersebut adalah tempat dimana Anoa pertama kali terlihat melintas di tempat tersebut.
Peristwa tersebut terjadi diantara sungai bernama sungai KËKËLOR dan SAPALALUM. Dalam versi berbeda mengatakan bahwa yang terlihat bukanlah Anoa melainkan Rusa juga Babirusa.
Secara harafiah
kata “Pinapalangkow” berasal dari
kata dari “Pinanạpạ ' i l a n g k o w " artinya : hancur, musnah karena Langkow.
akar kata pa'pa'
(ma'pa', mapa'pa') berarti "menghancurkan" oleh binatang,
misalnya “dengan
menabrak”, se wawi mapa'pa' n an uma ami “ artinya babi hancurkan apa yang ada di kebun
kami",
se tu'a (anoa) nima'pa' in tande ami : anoa telah menghancurkan jagung kami".
Kosakata “Këkëlor”
juga sama tegasnya secara etimologis ber
akar kata dari “ këlor”, artinya “menabur padi”, baik itu dilakukan dengan cara
ditaburkan (tarar), atau dengan cara
meletakkan bibit
di lubang tanam, yang digali ke dalam tanah dengan tongkat (taruk). Dalam hal ini, këkëlor berarti “alat
yang digunakan”.
Tetapi dalam
keadaan apa pun kata këlor tidak boleh diambil secara eksklusif
dengan arti "menusuk" dan terlebih lagi "menusuk dengan
tombak" (tura'),
Këkëlor adalah
sungai kecil, yang bermuara di Tareran, mula-mula bergabung dengan sungai
Sulu'un dan kemudian, tepat sebelum Pinapalangkow, jatuh ke dalam Sapalalum.
Sapalalum berasal dari
kata dasar “salu”, yang berarti "talang, pipa
air", dan yang membentuk "jalan, mengikuti
sungai".
Arti lain
dari kata saapa sama
dengan sapa'na atau “sungai, aliran”.
Lalum dari dialek
Ka'kas
artinya 'tertutup rapat',
misalnya “lalum a'kël ' “ tertutup rapat oleh
arèn palms /
pohon seho", “nilalum ing kokoian
" artinya dinaungi bambu lebat".
Secara harafiah
kata Sapalalum berarti "sungai yang tertutup".
M a n g a j o j o n g
berasal dari
kata r o jo n g yang artinya
“hanyut”, kata “r o jo n g a n " artinya “sungai”.
M a n g a jo jo n
g adalah
suatu tempat yang terbentuk di
dasar batu di pertemuan sungai Këkëlor dan Sapalalum, dan memiliki kapasitas
yang jauh lebih besar daripada palung (lobangan). Jadi banyak benda yang
mengapung di sungai biasanya tertinggal di sana.
Di beberapa batu
di lobangan / genangan tersebut terdapat kepala dan tanduk rusa.
Kata “Sapạ” antara lain disebut sebagai sungai kecil yang dilintasi di tengah desa
Sarongsong {kini Talaitad) dan bermuara
di Nimanga.
Inilah cerita Awal
Mula desa PINAPALANGKOW atau KALEWO'AN,
Diriwayatkan oleh
: P. Sinjal dari Pinapalangkow
tahun 1907
Desa ini
merupakan sebuah desa di distrik Sondér
yang didirikan oleh WUMBENE anak
dari Silap dan Licep.
Adapun Wumbene',
sebelumnya ia tinggal di Sondér, namun suatu hari dia masuk semakin dalam ke
dalam hutan.
Ketika dia sampai
di tempat itu, dia segera kembali ke Sondér untuk memanggil beberapa temannya
untuk mendirikan sebuah desa disana.
Tidak lama
setelah itu mereka berangkat pergi ke dataran yang pernah dilihat Wumbene'.
Tetapi
Ketika mereka
berjalan demikian, mereka tersesat dan tidak melihatnya lagi dataran, dan
mereka melihat dataran di seberang selatan air itu yang
mengalir ke Kapoya. Mereka kemudian mendirikan Pinapalangkow atau
Kalewo'an.
Desa ini juga
biasa disebut Kalewo'an, karena ketika Wumbene'
datang ke tempat itu
Untuk mendirikan desa, dia tersesat, padahal dia
diutus oleh Langkun ke sana Ke tempat dimana Kapoja sekarang berada.
Ketika Wumbene bertemu
dengan Langkun: maka
berkatalah Lngkun “Baiklah kawan, demikianlah aku namakan tempat
ini Kalewoan, karena kamu baru saja turun ke suatu
tempat yang
salah, sehingga merupakan “tanah yang hilang” (kalewo’an).
Apa nama
Pinapalangkow yang ada di sana?
Pada suatu
ketika datang seseorang
pemburu dari Rumoong atas
bernama MAKARENDE
Mereka sekarang berada
di Selatan Pegunungan Tareran dan
mengikuti aliran sungai ke arah barat
Kekelor. Mereka
mendapati orang-orang sedang
menanam padi di
dekat Sungai.
Sementara mereka
berjalan, anjing-anjing nya yang sangat besar mengejar seekor hewan
yang besar. Anjing-anjing tersebut mengelilingi pertemuan sungai Këkelor dan Sapalaloem.
Saat anjing-anjing itu mengelilinginya, pemburu membantu mereka dan mereka terus berjalan menangkap Anoa tetapi Anoa telah berubah menjadi batu. Dan sekarang, menurut cerita, tubuh Anoa itu itu telah menjadi sebuah batu besar. Bentuknya masih dapat dilihat, dan pahanya, yang telah menjadi batu yang kini dinamakan “Watu Pinapa’i langkow”.
Nah ini alasannya mengapa
lahir nama Kekelor
dan Pinapalangkow, karena di
tempat itu terlihat “langkow” dekat pemukiman, dan orang-orang
yang sedang menanam
padi dengan cara
menusukkan tombak ke
tanah untuk melepas
bibit padi didalamnya.
Diceritaka pula, Jejak
kaki orang-orang yang mencari Anoa masih terlihat di batu datar di selatan
tempat mereka
menikam.