SEJARAH DESA PINAPALANGKOW

 

SEJARAH  PINAPALANGKOW



Nama Pinapalangkow dikaitkan dengan cerita yang berasal dari pengembaraan MAKARENDE, dimana dalam sejarah tersebut akan ditemukan kata Pinapalangkow yang digunakan di sini  dari  kata

“ Pinailĕkann si Langkow”.  Langkow  adalah  nama  bahasa  Tountemboauan  dari Binatang Anoa  atau  nama  ilmiahnya  adalah Anoa Depressicornis.  Diyakini  tempat  tersebut adalah  tempat  dimana Anoa  pertama  kali  terlihat  melintas  di  tempat  tersebut.

Peristwa  tersebut  terjadi  diantara  sungai  bernama sungai  KËKËLOR  dan SAPALALUM.  Dalam  versi  berbeda  mengatakan  bahwa  yang  terlihat  bukanlah  Anoa  melainkan  Rusa  juga  Babirusa.

Secara  harafiah  kata “Pinapalangkow”  berasal  dari   kata  dari “Pinanạpạ  ' i   l a n g k o w "  artinya : hancur, musnah karena Langkow.

akar kata pa'pa' (ma'pa', mapa'pa') berarti "menghancurkan" oleh binatang,

misalnya “dengan menabrak”, se wawi mapa'pa' n an uma ami  artinya babi hancurkan apa yang ada di kebun kami",

se tu'a  (anoa) nima'pa' in  tande ami : anoa  telah menghancurkan jagung kami".

Kosakata “Këkëlor”  juga sama tegasnya secara etimologis ber akar kata  dari “ këlor”, artinya  “menabur padi”, baik itu dilakukan dengan cara ditaburkan (tarar), atau dengan cara

meletakkan bibit di lubang tanam, yang digali ke dalam tanah dengan tongkat  (taruk). Dalam hal ini, këkëlor berarti “alat yang digunakan”.

Tetapi dalam keadaan apa pun  kata  këlor tidak boleh diambil secara eksklusif dengan arti "menusuk" dan terlebih lagi "menusuk dengan tombak" (tura'),

Foto  Ilustrasi Menugal Tanah
sumber  foto :
https://web.facebook.com/photo.php?fbid=2069200413203892&id=366203240170293&set=a.708324089291538&locale=hr_HR&_rdc=1&_rdr


Këkëlor adalah sungai kecil, yang bermuara di Tareran, mula-mula bergabung dengan sungai Sulu'un dan kemudian, tepat sebelum Pinapalangkow, jatuh ke dalam Sapalalum.

Sapalalum berasal  dari  kata  dasar  “salu”, yang berarti "talang, pipa air", dan  yang  membentuk "jalan, mengikuti sungai".

Arti  lain  dari  kata saapa  sama  dengan  sapa'na  atau “sungai, aliran”.

Lalum dari dialek  Ka'kas  artinya  'tertutup rapat', misalnya “lalum a'kël ' “ tertutup rapat oleh

arèn palms / pohon  seho", “nilalum ing kokoian "   artinya  dinaungi bambu lebat".

Secara  harafiah  kata Sapalalum berarti "sungai yang tertutup".

M a n g a j o j o n g  berasal  dari  kata   r o jo n g yang  artinya  “hanyut”,  kata  “r o jo n g a n "   artinya “sungai”.

M a n g a jo jo n g  adalah  suatu  tempat yang terbentuk di dasar batu di pertemuan sungai Këkëlor dan Sapalalum, dan memiliki kapasitas yang jauh lebih besar daripada palung (lobangan). Jadi banyak benda yang mengapung di sungai biasanya tertinggal di sana.

Di beberapa batu di lobangan /  genangan tersebut  terdapat kepala dan tanduk rusa.

Kata “Sapạ”  antara lain disebut sebagai  sungai kecil yang dilintasi di tengah desa Sarongsong {kini  Talaitad) dan bermuara di Nimanga.

 

Inilah   cerita Awal  Mula  desa  PINAPALANGKOW atau KALEWO'AN,

Diriwayatkan  oleh  :   P. Sinjal dari  Pinapalangkow  tahun  1907

sumber  foto :
https://alamendah.org/wp-content/uploads/2010/04/anoa-dataran-rendah.jpg

Desa ini merupakan sebuah desa di distrik Sondér   yang   didirikan  oleh  WUMBENE  anak  dari  Silap dan  Licep.

Adapun Wumbene', sebelumnya ia tinggal di Sondér, namun suatu hari dia masuk semakin dalam ke dalam hutan. 

Ketika dia sampai di tempat itu, dia segera kembali ke Sondér untuk memanggil beberapa temannya untuk mendirikan sebuah desa  disana.

Tidak lama setelah itu mereka berangkat pergi ke dataran yang pernah dilihat Wumbene'. Tetapi

Ketika mereka berjalan demikian, mereka tersesat dan tidak melihatnya lagi dataran, dan mereka melihat dataran di seberang selatan air itu  yang  mengalir ke Kapoya. Mereka kemudian mendirikan Pinapalangkow atau Kalewo'an.

Desa ini juga biasa disebut Kalewo'an, karena  ketika Wumbene' datang ke tempat itu

Untuk  mendirikan desa, dia tersesat, padahal dia diutus oleh Langkun ke sana Ke tempat dimana Kapoja sekarang berada.

Ketika  Wumbene  bertemu  dengan Langkun: maka  berkatalah  Lngkun  “Baiklah kawan, demikianlah aku namakan tempat ini Kalewoan, karena kamu baru saja turun ke suatu

tempat yang salah, sehingga merupakan “tanah yang hilang” (kalewo’an).

Apa nama Pinapalangkow yang ada di sana?

Pada  suatu  ketika   datang  seseorang  pemburu dari   Rumoong  atas   bernama  MAKARENDE

Mereka sekarang berada di  Selatan Pegunungan Tareran dan mengikuti aliran sungai ke arah barat

Kekelor.  Mereka  mendapati  orang-orang  sedang  menanam  padi  di  dekat  Sungai.

Sementara mereka berjalan, anjing-anjing nya yang sangat besar mengejar  seekor hewan   yang  besar.  Anjing-anjing tersebut mengelilingi  pertemuan sungai  Këkelor dan Sapalaloem.

Saat anjing-anjing itu mengelilinginya, pemburu membantu mereka dan mereka terus berjalan  menangkap  Anoa tetapi Anoa telah berubah menjadi batu. Dan sekarang, menurut cerita, tubuh Anoa itu  itu telah  menjadi sebuah batu besar.  Bentuknya masih dapat dilihat, dan pahanya, yang telah menjadi batu yang  kini  dinamakan  “Watu Pinapa’i langkow”.


ilustrasi  batu  dengan  tapak  kaki
sumber : 
https://travel.okezone.com/read/2024/07/18/406/3035969/batu-tapak-kaki-ditemukan-dalam-sumur-di-indramayu-asal-usulnya-masih-misteri?page=all

Nah ini alasannya  mengapa  lahir  nama  Kekelor  dan Pinapalangkow,  karena di tempat itu terlihat “langkow”  dekat  pemukiman, dan  orang-orang  yang  sedang  menanam  padi  dengan  cara  menusukkan  tombak  ke  tanah  untuk  melepas  bibit  padi  didalamnya.

Diceritaka pula, Jejak kaki orang-orang yang mencari Anoa masih  terlihat di batu datar di selatan

tempat mereka menikam.

 

 

Postingan populer dari blog ini

Sangihe - Siau - Taghulandang sampai tahun 1939

Mengenal Gajah Purba Sangihe, Stegodon Pintarengensis