MASAMPER SANGIHE: DARI MEBAWALASE KE PENTAS LOMBA
MASAMPER SANGIHE:
DARI MEBAWALASE KE PENTAS LOMBA
Lenganeng, 15 Agustus 2025
Kampung Lenganeng, Kecamatan
Tabukan Utara, menjadi saksi hidup geliat budaya Sangihe ketika lomba Masamper
digelar sebagai bagian dari perayaan HUT Kampung ke-119 sekaligus HUT
Kemerdekaan RI ke-80.
Acara ini menghadirkan sembilan grup Masamper: GM. Tambun
Membara, GM. Talengen, GM. Angges, GM. Taloarane Manganitu, GM. Mahena, GM.
Pusunge, GM. Putra Bhayangkara, GM. RT 25, dan GM. Lesabe.
Kegiatan diawali doa oleh Pendeta Jun Salatu, M.Th, yang
juga dipercaya menjadi Ketua Tim Juri bersama Jakobus Horman, S.Pd, dan Junus
Sinadia, S.S. Para juri direkomendasikan oleh Bidang Kebudayaan Dinas
Pendidikan Daerah Sangihe, dan penilaian menggunakan kriteria hasil seminar
Masamper tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Pemda Sangihe. Kriteria tersebut
berbeda dengan kriteria penilaian yang digunakan di Minahasa.
Masamper: Tradisi yang Terus Berubah
Masamper adalah seni vokal khas Sangihe yang setiap tahun
melahirkan ratusan lagu baru. Karya ini lahir dari kreativitas para seniman
tradisi, namun hingga kini belum terlindungi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI),
sehingga para penciptanya belum memperoleh imbalan yang layak.
Pada masa lalu, Masamper berakar pada Mebawalase—bentuk
asli yang sederhana, sakral, dan erat dengan adat. Kini, bentuk tersebut telah
berkembang menjadi Masamper Pentas dengan struktur babakan yang
mencakup: lagu perkenalan pentas, lagu pertemuan pentas, lagu sastra Sangihe,
lagu cinta, lagu perjuangan, lagu perpisahan pentas, dan lagu turun pentas.
Lagu Sastra Sangihe memuat unsur beke, papantung,
sasahola, sasambo, hingga hopa yang berisi doa atau
mantra. Lagu cinta mencakup cinta rohani kepada Tuhan, cinta badani, dan cinta
kepada orang tua. Lagu perjuangan kini tidak lagi hanya menceritakan kisah
lokal melawan penjajah, tetapi juga tokoh Alkitab, tokoh dunia, hingga tokoh fiksi.
Lagu turun pentas bahkan sering diambil dari lagu populer atau viral, termasuk
yang berbahasa asing.
1. LAGU
PERKENALAN ;
Grup Masamper menyanyikan lagu memperkenalkan diri
2. LAGU PERTEMUAN PENTAS :
Lagu ini berisi
lirik ; peristiwa pertemuan diatas
pentas
Gambaran atau pengalaman yang tertinggal di hati dan
pikiran setelah bertemu dengan seseorang atau sekelompok orang. Kesan bisa:
- Positif:
merasa senang, terinspirasi, dihargai, nyaman.
- Negatif:
merasa kecewa, canggung, tidak dihargai.
Pesan dalam suatu perjumpaan adalah makna, pelajaran, atau
nilai yang bisa diambil dari peristiwa pertemuan tersebut. Pesan bisa bersifat:
- Moral:
pentingnya menghargai orang lain, bersikap sopan.
- Emosional:
arti kehangatan, persahabatan, atau kasih sayang.
3. LAGU
CINTA
- CINTA ROHANI ;
Cinta rohani kepada Tuhan atau Sang Pencipta adalah
perasaan kasih, hormat, dan pengabdian yang mendalam dari hati manusia kepada
Tuhan, yang tidak bergantung pada kepentingan pribadi atau imbalan duniawi.
Cinta ini tumbuh dari kesadaran bahwa Tuhan adalah sumber
kehidupan, pemberi segala kebaikan, dan tujuan akhir keberadaan manusia.
Wujudnya bukan hanya dalam kata-kata atau doa, tetapi dalam sikap hidup
sehari-hari yang mencerminkan:
- Ketaatan
pada perintah-Nya.
- Kesetiaan
meski menghadapi ujian.
- Syukur
atas segala keadaan.
- Kerinduan
untuk selalu dekat dengan-Nya melalui ibadah, doa, dan perenungan.
Sifatnya murni dan melampaui kepentingan diri—bukan
hanya memohon, tetapi juga memberi diri sepenuhnya untuk kehendak Tuhan. Cinta
ini mengikat hati manusia kepada Sang Pencipta, memberi kekuatan batin, dan
menjadi sumber damai, pengharapan, serta tujuan hidup.
Berdasarkan Kepercayaan,
lagu Cinta Rohani terdiri
dari dua bentuk yaitu :
1. Cinta Rohani Alkitab
2. Cinta Rohani kepada Genggonalangi, Tuhannya
Orang Sangir
- CINTA BADANI :
Cinta yang didasarkan terutama pada ketertarikan fisik
atau jasmani, biasanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan atau hasrat
tubuh, seperti keintiman seksual, sentuhan, dan kenikmatan fisik, tanpa harus
melibatkan ikatan emosional atau spiritual yang mendalam.
Sederhananya, cinta badani = cinta yang berpusat pada
tubuh.
Kretaifitas cipta lagu
cinta Badani di
proses berdasarkan alur percintaan
secara normal :
- Munculnya
ketertarikan, rasa ingin mengenal lebih dekat, jantung berdebar saat
bertemu, sering memikirkan si dia.
- Perasaan
dominan: Kagum, bahagia, berbunga-bunga (honeymoon feeling).
- Masalah
yang mungkin muncul:
- Cinta
bertepuk sebelah tangan.
- Salah
mengartikan perhatian sebagai cinta.
- Terlalu
cepat berharap tanpa mengenal karakter sebenarnya.
Tahap Pendekatan & PDKT
- Ciri:
Saling berkomunikasi lebih intens, berbagi cerita, mencari kesamaan hobi
atau pandangan.
- Tujuan:
Membangun kedekatan emosional dan saling percaya.
- Masalah
yang mungkin muncul:
- Rasa
minder atau takut ditolak.
- Cemburu
karena ada pesaing.
- Perbedaan
nilai atau tujuan hidup mulai terlihat.
Tahap Pacaran / Hubungan Serius
- Ciri:
Mulai ada komitmen eksklusif, saling mengenalkan ke teman/keluarga,
membangun keintiman emosional.
- Manfaat:
Mengenal sifat asli pasangan dalam berbagai situasi.
- Masalah
yang mungkin muncul:
- Konflik
karena perbedaan pendapat.
- Cemburu
dan kurang percaya.
- Perbedaan
latar belakang budaya, agama, atau status sosial.
- Kurang
komunikasi sehingga timbul salah paham.
Tahap Menuju Pernikahan
- Ciri:
Membicarakan masa depan bersama, menyiapkan rencana pernikahan, berdiskusi
soal tempat tinggal, keuangan, anak.
- Masalah
yang mungkin muncul:
- Tidak
direstui orang tua.
- Tekanan
finansial untuk biaya pernikahan.
- Perbedaan
visi tentang kehidupan rumah tangga.
- Perselisihan
antar keluarga.
Tahap Pernikahan Awal
- Ciri:
Hidup bersama di bawah satu atap, belajar beradaptasi dengan kebiasaan
pasangan sehari-hari.
- Kebahagiaan:
Membangun rumah tangga baru, merencanakan masa depan.
- Masalah
yang mungkin muncul:
- Perbedaan
kebiasaan hidup.
- Adaptasi
keuangan rumah tangga.
- Campur
tangan pihak keluarga.
- Harapan
yang tidak sesuai realita.
Tahap Pernikahan Lanjutan
- Ciri:
Kehidupan mulai stabil, fokus pada karier, anak, dan tujuan jangka
panjang.
- Tantangan:
Menjaga kehangatan hubungan di tengah rutinitas.
- Masalah
yang mungkin muncul:
- Kurangnya
waktu berdua karena sibuk.
- Konflik
dalam pola asuh anak.
- Tekanan
ekonomi.
- Godaan
dari luar (perselingkuhan).
- CINTA AYAH-BUNDA ;
Perasaan kasih sayang, hormat, dan bakti yang tulus dari
seorang anak kepada orang tuanya, yang diwujudkan dalam sikap menghargai,
menaati nasihat yang baik, merawat, dan mendoakan mereka. Cinta ini biasanya
lahir dari rasa terima kasih atas pengorbanan, kasih sayang, dan peran orang
tua dalam membesarkan serta membimbing anak.
Sederhananya: cinta kepada ayah bunda adalah kasih bakti
anak kepada orang tua.
5. SASTRA DAERAH SANGIHE
Sastra daerah Sangihe adalah karya sastra yang lahir,
berkembang, dan disampaikan dalam bahasa Sangihe tua yang
dianggap sama dengan
Bahasa Sasahara, yang
mencerminkan budaya, nilai, pandangan hidup, serta tradisi masyarakat Sangir
Ciri utamanya:
- Penyampaian
bahasa daerah melalui lagu
- Mengandung
unsur budaya lokal seperti adat, kepercayaan, sejarah, dan kearifan
setempat.
- Bentuknya
bisa diambil puisi, prosa, cerita rakyat, legenda, pantun, syair,
mantra, dan lain-lain.
-
Cerita dan Cerita Rakyat (Folklor) Sangihe
Cerita dalam Sastra
Sangihe dinamakan “beke” berupa :
Cerita turun-temurun yang biasanya menjelaskan asal-usul suatu tempat, tokoh,
atau peristiwa. Mengandung pesan moral dan nilai budaya masyarakat setempat.
-
Pantun Daerah
Pantun dalam Sastra
Sangihe dinamakan “papantung”,
jika sudah dinyanyikan namanya ‘medenden”. Secara umum
di Nusantara , Pantun Adalah : Puisi lama dengan rima a-b-a-b,
berfungsi untuk hiburan, sindiran halus, atau nasihat. Menggunakan bahasa
daerah dan peribahasa khas.
-
Syair dan Gurindam
Syair dalam Bahasa Sangihe
dinamakan :
Dalam Sastra
Sangihe, Syair dikelompokkan
dalam ‘sasahola dan sasambo”
contoh “sasahola lanang
manandu” (Kumpulan syair)
yang sambung menyambung
Secara umum Nusantara
dikelompokkan dalam Gurindam Dua Belas.
Syair Adalah : Puisi lama yang sarat dengan ajaran
moral dan agama. Biasanya digunakan sebagai media pendidikan budi pekerti di
masyarakat.
-
Mantra atau Doa Tradisional
Mantra dalam
sastra Sangihe dikelompokan
dalam ‘hopa”
Hopa Adalah : Ungkapan
berbahasa daerah yang dipercaya memiliki kekuatan magis, dipakai dalam upacara
adat, pengobatan, atau perlindungan.
- mělahopa
= tahahopa = taha-pěhopa: sebutan bagi orang atau pemimpin keagamaan yang melakukan tindakan tersebut.
- makihopa:
memohon kesembuhan dengan cara itu.
- hopaěng:
obat yang dimaksudkan untuk ditiup dengan cara tersebut.
- lahopa:
obatnya.
Salah
satu turunan dari “hopa”
Adalah “Kalanto”
Kalanto dilafalkan
sebagai kaļanto (juga: kakaļanto). Kalanto adalah lagu pemakaman atau
lagu kematian dibentuk dari
mantera.
Kalanto identick dengan mědaroro (lihat doro atau manale
adiěng dan mahiang):
- Lagu
yang biasa digunakan untuk menenangkan adiěng atau
adieng tinggi atau aditinggi (roh atau arwah leluhur)
dan memohon bantuan mereka dalam memberantas penyakit.
- Juga
merujuk pada lagu pemakaman yang dinyanyikan oleh pria dan wanita untuk
menghormati jenazah raja atau tokoh terkemuka lainnya.
- Dalam
bahasa Sasahara di namakan bawuri-ghang,
pansing, landang.
Medaroro Adalah tradisi memanggil arwah
untuk kepentingan penyembuhan
penyakit.
Měkaļanto dalam
bahasa Saangir sehari hari
sama dengan kakaļanto —
bernyanyi. Dalam bahasa Sasahara dinamakan měburighang. Lihat
juga pansing, měpansing.
6. LAGU
PERJUANGAN
Definisi Perjuangan adalah usaha yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh, penuh tekad, dan disertai pengorbanan untuk mencapai
tujuan tertentu, terutama dalam menghadapi hambatan atau tantangan.
Arti perjuangan
- Secara harfiah,
perjuangan berarti proses “berjuang” atau berusaha keras untuk meraih
sesuatu.
- Secara kontekstual,
perjuangan dapat berarti tindakan mempertahankan nilai, hak, atau
cita-cita, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain atau bangsa.
Makna perjuangan
- Keteguhan
tekad – Perjuangan menunjukkan kemauan yang tidak mudah menyerah.
- Pengorbanan
– Sering kali membutuhkan tenaga, waktu, pikiran, bahkan harta dan nyawa.
- Nilai
moral dan inspirasi – Menjadi teladan bagi orang lain untuk berani
menghadapi kesulitan.
- Proses
menuju perubahan – Perjuangan menggerakkan perubahan dari kondisi yang
tidak diinginkan menuju yang diharapkan.
Lagu Perjuangan
berdasarkan tradisi Masamper asli Adalah
: Lagu
yang syair atau
liriknya berisi perjuangan orang-orang Sangir dalam membela dan meperjuangkan
tanahnya dari penguasaan
musuh.
-
Perjuangan
tokoh Alkitabiah
-
Perjuangan tokoh Dunia
-
Perjuangan tokoh-tokoh
Indonesia
-
Perjuangan tokoh-tokoh
dari daerah lain
diluar Sangir
-
Perjuangan
tokoh daerah, kemudian mulai
dilupakan dianggap kurang berjasa.
-
Perjuangan tokoh
fiksi Sangihe
7. LAGU
PERPISAHAN ;
Jenis
lagu ini berisi
kata-kata perpisahan yang menceritakan
kesan saat di
pentas.
8.
Lagu Turun Pentas
Jenis
lagu biasanya menggambil penggalan-penggalan lagu
yang sedang viral,
baik itu Bahasa daerah,
Bahasa Indonesia, Bahasa manado,
Bahasa derah lain dan
Bahasa luar negeri
Pergeseran Fungsi dan Nilai
Perubahan Masamper mencerminkan pergeseran dari fungsi
sakral dan komunal menjadi hiburan dan kompetisi publik. Bahasa yang digunakan
tidak lagi terbatas pada Bahasa Sangir Tua (Sasahara), melainkan
bercampur dengan bahasa Indonesia dan bahasa asing. Tema lagu yang dahulu
menonjolkan perjuangan lokal, nilai adat, dan kisah leluhur kini lebih beragam,
merambah tema universal dan budaya populer. Struktur lagu yang dulunya
sederhana kini terikat dalam format panggung yang terencana, lengkap dengan
koreografi dan tata busana.
Meski berkembang menjadi tontonan yang menarik, pergeseran
ini juga membawa risiko hilangnya nilai adat dan cerita perjuangan lokal yang
menjadi identitas masyarakat Sangihe.
Antara Tradisi Gereja dan Kebiasaan Lokal
Masamper sering dianggap identik dengan tradisi Kristiani,
karena sejumlah peneliti budaya menilai bentuk dasarnya lahir dari lagu-lagu
gereja pada masa penjajahan Belanda. Namun, fakta di lapangan menunjukkan
keterkaitannya dengan budaya lokal yang lebih luas. Salah satu contoh adalah
kebiasaan mengonsumsi Cap Tikus dalam setiap perhelatan Masamper, sebuah
tradisi yang hingga kini sulit dihilangkan.
Lomba Masamper di Lenganeng menjadi wadah pertemuan generasi
lama dan baru. Ajang ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga momentum penting
untuk mendorong perlindungan HAKI atas karya Masamper, sehingga para seniman
Sangihe tetap mendapat penghargaan dan tempat terhormat di tengah arus
globalisasi budaya.