Postingan

CATATAN HARIAN PENDETA TENDELOO TENTANG JEMAAT KRISTEN TALAITAD TAHUN 1859

Gambar
  CATATAN   HARIAN   PENDETA TENDELOO   TENTANG JEMAAT KRISTEN   TALAITAD   TAHUN 1859 Teks  Asli  :  Bahasa  Belanda  Terjemahan  Indonesia  oleh : Alffian  Walukow Sebuah   Tulisan   dari   Pendeta   Tendeloo   dari   buku   harinnya tahun 1859. Sejak   tahun 1858-1859,   sudah   ada   Jemaat   Kristen   di    Kampung   Talaitad Tonsaroinsong. Pada   suatu masa, kehidupan   berjemaat   mengalami masalah,……dst……   CELEBES (Menahasse).   Dari Amboina, kami akan mengantar Anda ke Sulawesi, tepatnya ke bagian timur laut pulau itu, yang dikenal sebagai Menahasseh dari Menado. Sebagaimana dalam laporan bulanan kedua tahun ini, kami juga akan membagikan sebagian karya saudara kami, TENDELOO, yang diambil dari buku hariannya tahun 1859. Pada tahun sebelumnya, beliau mengalami hari-hari penuh kesedihan, si...

CERITA ANGKOL DAN WALA DALAM BAHASA TOUNTEMBOUAN

  Sisil an doro’ e tow rior, si Angkol wo si Wala Sapaka in dior, ja awean dua Sondér mekarétuk. Jawoja 8 tawoiénera in dua mengere-ngercke’ sera’, mengekiwio’o wo mengekiperet. Kaindo.indono-mai a si éndo makasa sera in dua meko ang Kasuruan wo sera mio’ an so’so’an i Nimanga, wo sera mailek si ésa pengeteten ang kepal pauntepan e peret. Pailekenera-mako ja im pauntépan e peret kekelian, eng kuanerao: ‘Si sei si muntep si pengetéten anio’, mange indon-ai se peret?” Kuano i ésa, tanuo-mai si Angkol: ‘Ja’aku.” Kuano i Wala: ‘Ja sama’” Ta’an dirior wo si Angkol muntep si pengetéten iitu, ja sera tuma’tak pondos, am pa’pa’an kanaramen e mauntep im péngetéten, ja pawa’kesan im pondos én dere’- nan, en tia’ sia ra’io makailék im barengana-m Jawoja muntepo tu’u-mange si Angkol, ja piniaitje’ re’en i ang késot, tanuo-mai si Wala, raja re’en pinaenetana m pondos. Ra’tja kailekan.ai i nimuntep, in da’tja weta’ re’en pinaenetana. Aiwéta’nake’ re’e-mange. Péreke-rekenén i Angkol ra’itja...

CERITA ANGKOL DAN WALA, CERITA RAKYAT DARI DESA TALAITAD-TARERAN

Gambar
  Kisah Dua Orang dari Zaman Dahulu Kala: Angkol dan Wala Cerita Rakyat dari Desa Talaita’d Tonsaroinsong   (Tareran) Publikasi 1907 Versi  asli  :  Bahasa  Belanda Versi  bahasa  Indonesia : Alffian  Walukow Legenda Angkol dan Wala dari Sonder Pada masa lampau, di tanah Sondër—sebuah daerah yang kemudian dikenal sebagai pusat zending dan pendidikan Kristen pada masa kolonial Belanda—hidup dua orang sahabat bernama Angkol dan Wala. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah berburu binatang hutan, terutama babi hutan dan kelelawar, yang kala itu menjadi sumber pangan sekaligus bagian dari tradisi berburu masyarakat Minahasa. Petualangan ke Gua Kelelawar Suatu hari, mereka berdua berjalan ke arah selatan menuju Kasuruan. Dalam catatan kolonial, wilayah Kasuruan sering disebut sebagai bagian dari jalur perbukitan Minahasa yang subur, tempat rakyat menanam jagung, padi ladang, dan umbi-umbian. Saat menuruni Lembah Nimanga, sebuah kawasan yan...

SASAMBO SANGIHE TERBITAN TAHUN 1894

LAGU-LAGU SANGIRESE   Berbagai jenis lagu dalam tradisi puisi Sangire telah disebutkan dalam Pendahuluan teks ini (E. T. L. V. ’93, hlm. 321). Papantung merupakan tiruan dari pantun Melayu, meskipun jarang ditemukan. Sementara itu, lahumba (mantra), taghawera atau tataghawera (juga berbentuk mantra) dapat dianggap sebagai karya puisi karena mengandung unsur sasahara dan sepenuhnya digubah dengan gaya puitis. Perbedaannya terletak pada fungsi dan penggunaannya, yang tidak sama dengan jenis puisi Sangire lainnya. Bagaimanapun, papantung tetap memiliki hubungan erat dengan puisi. Contoh laelles (lagu atau syair yang dinyanyikan secara improvisasi) diberikan dalam S. T. XXXIV ( B. T. L. V. 1894, hlm. 124). Selain itu, beberapa contoh bawowos (lagu pengantar tidur) serta syair yang biasa digunakan anak-anak dalam permainan juga akan ditampilkan. Orang pertama yang menerbitkan puisi Sangirese adalah Dr. J. G. F. Riedel . Dalam jilid ke-17 Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- ...