Protria Mandik_Suster Pribumi Sangihe Tamatan Eropa.
PROTRIA MANDIK.
Suster Pribumi Sangihe tamatan Eropa.
Oleh: Alffian Walukow
Protria adalah anak dari Opa Pendeta Otsen Mandik (asal Paghulu/Karatung) seorang pendeta pribumi Sangihe alumnus Sekolah Gunung dan Kweek School Kaluwatu.
Ibunya Mariam Kadamehang (orang Kauhis) juga tamatan Kweek School Kaluwatu.
Protria menyelesaikan study awal di sekolah Sending dan HIS Tahuna, seterusnya melanjutkan pendidikan keperawatan di Switzerland dan terakhir di Roterdam selama kurun waktu 5 tahun.
Setelah selesai pendidikan, Protria kembali ke pulau Sangihe dan bekerja di Rumah Sakit Liunkendage Tahuna. Jabatan terakhirnya adalah kepala perawat.
Protria Mandik menikah dengan Karel Adriaan (hani) anak ke 3 dari raja Frederik Imanuel Adriaan.(raja terakhir kerajaan Kendahe Tahuna)
Pada masa-masa itu, bibinya (kakak dari ibunya Protria) sudah lebih dahulu bekerja di RS.Liunkendage yaitu LEIDY KADAMEHANG (oma banto) sebagai asisten dokter Blakhart Kepala RS.Liunkendage. (masa jabatan dokter Blakhart 1946-1956)
Dimasa itu dr.Blakhart menetapkan kembali secara resmi penggunaan nama RS.Liunkendage yg dihapus oleh dr.Hayashi seorang dokter tentara Jepang, dimasa pendudukan Jepang (1941-1945).
Pada masa itu oma banto membeli kintal di depan rumah dr.Blakhart.
Seterusnya membangun rumah.
Dimasa tuanya, oma banto meminta Protria dan keluarganya untuk menempati rumahnya, dan menghibahkan rumah tersebut kepada Protria.
Pada suatu masa, seorang saudara kandung dari Protria bernama Georgina (sorsin) menikah dengan seorang pria bernama Jan Mende yang kemudian Menjadi Bupati kepulauan Sangihe. Pada masa masa itu, Bupati Mende (Kel.Mende Mandik) juga menempati rumah dari oma banto Leidy Kadamehang dan merenovasi nya seperti keadaan saat ini.
Sumber foto dari : Nusi Adriaan , salah satu anak dari Protria.