MASAMPER

Kesenian tradisi Suku Sangihe.
"BAWALASE".
oleh: Alffian Walukow..

Seni Komunal Tua yang berakar dari tradisi "bawalase syair-syair sastra seperti  : 
1. "nyanyi balas pantun disertai gerak tari ", (medenden) 
2. "nyanyi balas syair diiriingi tetabuhan gendang tagonggong. (Mesasambo)

Fungsi : 
1. Hiburan Rakyat  di saat ada duka cita.
2. Hiburan rakyat saat ada pernikahan.

Tata cara:
Syair-syair  dinyanyikan secara berbalasan oleh beberapa kelompok dengan melalui beberapa babakan yang baku:
1.  Diawali Lagu pertemuan.
2. Lagu pujian rohani.
3. Lagu sastra.
4. Lagu perpisahan.

Penerapan:
1. Biasanya yang hadir dalam acara seperti ini kemudian membetuk dua kelompok yang akan berbalasan lagu.
2. Jumlah lagu yang dinyanyikan per babakan bervariasi, tetapi kebanyakan setiap kelompok dapat menyanyikan 20   judul lagu per satu babakan.
Untuk seterusnya berbalas menjadi 40 lagu per babakan.
Jumlah keseluruhan lagu mencapai 160 lagu sampai selesai.
(Jumlah lagu dapat berubah tergantung kemahiran dan banyaknya perbendaharaan lagu setiap kelompok).
3. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang pemandu, pengarah gerak, penentu nada dasar yang dinamakan " pangaha atau pangataseng"
4. Setiap anggota harus dengan cepat menentukan tema lagu yang sesuai untuk "dibalaskan" lalu kemudian disetujui oleh pangaha untuk dinyanyikan.

Sumber lagu:
1. Lagu yang sudah diterbitkan dalam kumpulan lagu seperti Nyanyian rohani, Maazmur, Tahlil.
2. Lagu ciptaan sendiri yang diketahui bersama dalam kelompok.
3. Jika dalam keadaan mulai "memanas", kelompok yang tidak mau kalah tetapi saat akan membalas tidak ada lagi lagu yang akan dinyanyikan, maka pangaha akan menciptakan lagu   dalam hati  secara spontan dan langsung dinyanyika sambil mencari-cari syair dan nada yang akan dinyanyikan.
Seterusnya secara "filling" diikuti oleh anggota kelompok

Penyajian:
1. Kelompok penyanyi menyanyikan lagu dalam 3 sampai 4 suara secara "filling" 
2. Lagu yang akan dinyanyikan tidak di "stem" menggunakan "penala" tetapi dilakukan langsung oleh pangaha dengan menyanyikan satu atau lebih kata awal pada kalimat pertama lagu.
3. Teknik menyanyi dilakukan bergaya seperti  "kanon".
4. Ada lagu-lagu tertentu, sambil menyanyi para penyanyi melakukan gerak tari yang dinamakan "Yora atau Me'yora"
Cara me"yora adalah:....

Menembus perjalanan waktu, kesenian ini telah mengalami perubahan dan adaptasi sesuai zaman.
Penamaannya telah mengalami beberapa kali pergantian.
Mulai dari Mebawalase, Mebawalase kantary (masa Spanyol), Me'sampere (masa akhir kolonial Belanda), me'tunjuk (masa sesudah kemerdekaan) dan saat ini Masamper. Secara umum jika akan melakukan kegiatan ini sering di sebut "me'kantary (pengaruh Spanyol) atau "menyanyi".
Me" tunjuke adalah......

Dimasa lalu:
Syair- syair yang dinyanyikan dapat berupa mantera (doa) atau ada lagu yang di "mantrai".
Dampak dari hal tersebut adalah:
Ada saat tertentu, kelompok pembalas tak bisa mengeluarkan suara, berhenti menyanyi ditengah lagu saat membalas tanpa sebab.

Masamper adalah kesenian asli Sangihe secara umum, tetapi kesenian ini lebih identik sebagai Kesenian Kristen, tetapi ada juga beberapa kelompok Masamper yang didalamnya terdapat umat muslim.

Sedangkan kegiatan lain yang ada unsur "Bawalase" dalam kesenian Islam adalah "Hadrah Manggut".

Jenis dan bentuk Masamper:

Waktu:
Biasanya pelaksanaan Masamper dilaksanakan pada malam hari.
Durasi waktu pelaksanaan bervariasi dan bisa dilaksanakan dalam 24 jam menyanyi tanpa henti.

Sampai saat ini tidak diketahui sejak kapan Masamper mulai tidak terpisahkan dari  Alkohol.

Postingan populer dari blog ini

Sangihe - Siau - Taghulandang sampai tahun 1939

Mengenal Gajah Purba Sangihe, Stegodon Pintarengensis

Fam Makaminan dan Perannya di Masa Lalu