Ursinus Elias Medellu_Pejuang Indonesia dari Pulau Sangihe
RIWAYAT SINGKAT
Inspektur Jenderal
Polisi Drs. Ursinus Elias Medellu.
dikutip dari buku:
Inspektur Jenderal
Polisi Drs. Ursinus Elias Medellu.
Bhayangkara
Pejuang Melawan Penjajah dan Arus
Korupsi.
karya dari : Agnes Samsoeri, A.Margana, Sri Rastiti Merdekawati
Gramedia ; 2012
Inspektur Jenderal
Polisi Drs. Ursinus Elias Medellu lahir di desa Kaluwatu (kerajaan Manganitu), Pulau Sangihe, Sulawesi Utara pada tanggal 6 April
1922. Pulau Sangihe adalah
pulau terbesar diantara
pulau-pulau dalam gugusan
kepulauan Sangihe. Di masa kecil, teman-teman memanggilnya SINUS.
(Ursinus adalah
anak dari Ayah bernama Hengkengdame Elias Medellu. Lahir
di kerajaan Manganitu : 9 April 1876 -meninggal di Manganitu 26
Agustus 1957 dan
Ibu bernama Johima Makahanap.
Lahir di kerajaan Manganitu : 21 Maret
1876- meninggal di Manganitu 10
Januari 1964. Hengkengdame adalah
seorang Pendeta Protestan tamatan Seminari Protestan Depok,Jawa Barat. Sejak tamat dari
Depok, dipekerjakan menjadi guru
di Sending Kweek School Kaluwatu. Wilayah kawasan
kerajaan Manganitu di
bagian Selatan Pulau
Sangihe)
Pendidikan dan
Kerja :
1929 ; Bersekolah
di Sekolah Rakyat Manganitu, Pulau Sangihe
1938 ; Lulus
di Christelijke Holland Inlandse School
(HIS Kristen) di Tahuna. Pulau Sangihe.
1938-1942 ; Karena
bercita-cita menjadi guru, ia ingin bersekolah di Sekolah
Guru. Keinginannya tercapai setelah
memperoleh beasiswa dari
pemerintah Belanda kemudian dikirim masuk ke Christelijke Hollands Inlandse
Kweekschol (HIK Kristen) di Solo. Sebelum
lulus, sekolah itu ditutup dan dibubarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang. Tahun
1940 saat masih bersekolah
di HIK, Ursinus
pernah mengkritik pidato Perdana Menteri Belanda Mr. D. J. De Geer
karena pidatonya tidak jelas.
1946-1948, ia
melanjutkan sekolah di Sekolah Guru Menengah Tinggi (SGMT) Yogyakarta, yang
lagi-lagi juga ditutup karena serangan Belanda. Disaat yang
sama Ursinus bergabung
dengan Laskar KRIS dan menjadi
pengurus.
1948 ; Mengikuti Pendidikan
Kepolisian dimulai dengan kursus kilat kepolisian selama tiga setengah bulan di
Yogyakarta. Pendidikan itu semula dirancang untuk tugas inviltrasi ke Negara
Indonesia Timur (NIT). Kendati tugas penyusupan batal, menyusul penyerahan
kedaulatan dari Belanda, Ursinus memilih terus menjadi polisi dengan pangkat
lebih rendah, yaitu Aipda (Ajun Inspektur Dua). Sementara pangkatnya yang
dilepas adalah kapten TNI. Setelah lulus SMA, Ursinus belajar di Perguruan
Tinggi IImu Kepolisian (PTIK) tahun 1951-1956. Pendidikarn lanjutan kepolisian
yang pernah diperoleh antara lain kursus satu tahun di Northwestern University
tentang Traffic Management (1962-1963), tugas belajar di Australia atas biaya
Colombo Plan, dan Seskopol (1966-1967). Setelah sekolah HIK Solo ditutup,
Ursinus hijrah ke
Jakarta. Pekerjaan
pertama adalah guru sekolah rakyat (1942-1945). Karena sekolah tempatnya
mengajar ditutup, tahun 1945-1946 ia bekerja di Percetakan Negara. Ursinusikut
mencetak uang Republik yang terkenal dengan sebutan Oeang Repoeblik Indonesia
(ORI). Selain itu, ia juga aktif di Gerakan Pegawai Angkatan Muda (GPAM) dan
Laskar Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) di Jakarta. Ketika ibukota
Republik dipindahkan ke Yogyakarta, ia pun ikut hijrah ke sana dan bekeria pada
sekretariat KRIS. Setelah Laskar KRIS menjadi TNI, Ursinus masuk TNI dengan
pangkat kapten dalam Brigade XIl, vang kemudian menjadi Brigade XVI
(1947-1950). Brigade XVI kemudian bergabung dengan Wehrkreise III pimpinanl
Letkol Soeharto. Ursinus bertugas sebagai intel (1948-1949),di antaranya untuk
persiapan Serangan Umum 1 Maret 1949. Dalam tugas intelijen, Ursinus bisa masuk
ke markas Belanda, bahkan yang digarapnya di kemudian hari menyeberang ke perwira
pihak Republik Indonesia, menjadi anggota Brimob.
Tugas pertama
sebagai polisi, setelah selesai kursus singkat kepolisiarn, adalah di Brigade
Mobil, Djawatan Kepolisian Negara (DKN) di Jakarta dengan pangkat Ajun
Inspektur Polisi II (Aipda) talhun 1949-1950. Selanjutnya Ursinus ditugaskan di
Motor Brigade Polisi, Komisariat Jakarta sebagai pengawal Presiden Sukarno.
Tahun 1958-1959
Ursinus ditugaskan ikut mendukung Operasi Sapta Marga IIl untuk menumpas
Permesta di Sulawesi Utara. April 1958 ia diangkat sebagai Kastaf V (terito- rial)
Detasemen "M" Sapta Marga. Dan bulan Agustus 1958, ia diangkat
menjadi Pelaksana Kuasa Perang (Pekuper) daerah perbatasan Indonesia-Filipina
dengan pangkat Kapten TNI (tituler), di bawah Penguasa Perang Daerah (Peperda) Sulawesi
Utara dan Tengah, Merdeka, Letkol Rukminto Hendraningrat. Tahun 1959, ia
dipanggil DKN Pusat untuk selanjutnya ditempatkan di Komisariat Provinsi
Kalimantan Tengah dengan pangkat Komisaris Polisi. Hanya beberapa bulan
bertugas di Kalimantan, ia kemudian ditarik ke Jakarta lagi, untuk menduduki
posisi sebagai Kepala Polisi Lalu-Lintas Komisariat Jakarta Raya dan
sekitarnya. Penugasan berikutnya adalah mengajar di Sekolah Angkatan Kepolisian
(SAK) Sukabumi Komisaris Besar dengan pangkat Ajun Polisi (1961-1964). Ursinus
ditarik kembali ke Markas Besar Kepolisian (Mabak) tahun 1964. Jabatannya. Ia
adalah Wakil Direktur Lalu-Lintas. Setahun kemudian, 1965, Ursinus diangkat
meniadi Direktur Lalu Lintas Mabak. Pangkatnya dinaikkan menjadi Komisaris
Besar Polisi. Setelah mengikuti pendidikan di Seskopol (1966-1967), ia kembali
menjadi Direktur Lalu Lintas Mabak.
Tahun 1967 : menggagas penggunaan
BPKB (Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor) yang disahkan berdasarkan SK Pangak : No.Pol.8/SK/Pangak
1968 tanggal 29 Januari 1968.
Pangkat bintang
satu atau Brigadir Jenderal diraihnya tahun 1971.
Dari Direktur Lalu
Lintas, ia menjadi dosen PTIK (1972) dengan pangkat lektor kepala. Tahun 1972-1975,
Ursinus ditugaskan sebagai Kadapol II Sumatera Utara di Medan. Pangkatnya
dinaikkan menjadi Mayor Jenderal atau lrjenpol (1975). Pada tahun 1977, ia
genap berusia 55 tahun. Artinya, sudah saatnya ia memasuki masa pensiun. Walau
demikian, ia masih mendapat tugas sebagai dosen di PTIK sampai tahun 1998. Di
luar kepolisian, setelah masa persiapan pensiun (MPP), Ursinus pernah menjadi
General Manager PT Melintas Utama, agen tunggal International Harvester USA
yarng bergerak di bidang otomotif pada tahun 1976. Setelah berhenti dari PT
Melintas Utama, ia mendirikan PT Muntia Nusa. La memutuskan mengundurkan diri
karena merasa tidak sesuai dengan hati nuraninya. Pada tabun 1991 ia bekerja di
perusahaan tekstil Bineka Karya Manunggal. Sejak 1979, Ursinus aktif di Full
Gospel Businessmen's Fellowship International (FGBMFI) untuk Indonesia, dan tahun
1986-1998 ia menjabat National Presiden. Terakhir : Selain itu, Ursinus ia
masih menjadi penasehat Full Gospel, juga menjadi penasihat Paguyuban
Wehrkreise III Yogyakarta dan pengurus Yayasan Serangan Umum 1 Maret 1949.
Ursinus meninggal
pada tanggal 6 Januari 2012 dan dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan
Kalibata.