14 Jenis Tikus Minahasa
14 Jen
is Tikus di Minahasa
- Supuan
– Tikus terbesar, berwarna abu-abu dengan garis-garis hitam.
- Pengaladen
– Mirip dengan Supuan, berwarna abu-abu dengan ekor putih.
- Tangkomot
– Hampir sama dengan Pengaladen, berwarna abu-abu dengan setengah ekor
berwarna putih.
- Turean
– Mirip Tangkomot, berwarna abu-abu, dengan setengah ekor putih.
- Kengkeng
– Bentuknya mirip Tangkomot, berwarna abu-abu, dengan kepala memanjang.
- Lumalaput
– Mirip Tangkomot, tetapi memiliki dada putih dan ekor putih.
- Tarem
(P.) / Toötol (S.) – Berukuran sebesar Kengkeng, berwarna abu-abu
dengan kepala putih, dada putih, ujung ekor putih, dan memiliki moncong
runcing.
- Lintjoj
– Berwarna hitam.
- Lolak
– Juga disebut Evenzoo Bobot (S.).
- Wolot
in Talung – Ukurannya seperti Lolak, berwarna cokelat.
- Wolot
– Berwarna abu-abu.
- Suwěng
– Seperti Wolot, tetapi berwarna hitam.
- Te’ma – Sangat kecil dan berwarna hitam.
- Worongis
– Berukuran kecil, berwarna hitam, dan bermoncong runcing.
Spesies terakhir ini (Worongis) merupakan
satu-satunya yang tidak dimakan karena mengeluarkan bau yang sangat tidak
sedap.
Selain itu, terdapat beberapa spesies yang hidup di
rumah-rumah dan memiliki nama yang sama seperti di atas, misalnya Lolak
dan Wolot.
Te’ma dan Worongis adalah jenis tikus
yang paling merugikan bagi tanaman padi. Mereka dapat bertengger di batang padi
tanpa membuat batangnya patah, tetapi mampu menghancurkan seluruh ladang dalam
satu malam. Biasanya mereka datang bergerombol, sehingga panen dapat
hilang seluruhnya atau sebagian.
Spesies yang
lebih besar tidak terlalu umum. Mereka hidup berkelompok dalam beberapa
keluarga. Spesies kecil sebagian hidup di dalam tanah dan lenyap seketika jika
diganggu pada siang hari, hanya untuk melanjutkan aktivitas destruktifnya pada
malam hari. Di antara spesies besar, Lolak dan Suwěng juga
membuat sarang di dalam tanah.
Graffland- 1898