14 Jenis Tikus Minahasa

 


14  Jen


is Tikus di Minahasa

  1. Supuan – Tikus terbesar, berwarna abu-abu dengan garis-garis hitam.
  2. Pengaladen – Mirip dengan Supuan, berwarna abu-abu dengan ekor putih.
  3. Tangkomot – Hampir sama dengan Pengaladen, berwarna abu-abu dengan setengah ekor berwarna putih.
  4. Turean – Mirip Tangkomot, berwarna abu-abu, dengan setengah ekor putih.
  5. Kengkeng – Bentuknya mirip Tangkomot, berwarna abu-abu, dengan kepala memanjang.
  6. Lumalaput – Mirip Tangkomot, tetapi memiliki dada putih dan ekor putih.
  7. Tarem (P.) / Toötol (S.) – Berukuran sebesar Kengkeng, berwarna abu-abu dengan kepala putih, dada putih, ujung ekor putih, dan memiliki moncong runcing.
  8. Lintjoj – Berwarna hitam.
  9. Lolak – Juga disebut Evenzoo Bobot (S.).
  10. Wolot in Talung – Ukurannya seperti Lolak, berwarna cokelat.
  11. Wolot – Berwarna abu-abu.
  12. Suwěng – Seperti Wolot, tetapi berwarna hitam.
  13. Te’ma – Sangat kecil dan berwarna hitam.
  14. Worongis – Berukuran kecil, berwarna hitam, dan bermoncong runcing.

Spesies terakhir ini (Worongis) merupakan satu-satunya yang tidak dimakan karena mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap.

Selain itu, terdapat beberapa spesies yang hidup di rumah-rumah dan memiliki nama yang sama seperti di atas, misalnya Lolak dan Wolot.

Te’ma dan Worongis adalah jenis tikus yang paling merugikan bagi tanaman padi. Mereka dapat bertengger di batang padi tanpa membuat batangnya patah, tetapi mampu menghancurkan seluruh ladang dalam satu malam. Biasanya mereka datang bergerombol, sehingga panen dapat hilang seluruhnya atau sebagian.

Spesies yang lebih besar tidak terlalu umum. Mereka hidup berkelompok dalam beberapa keluarga. Spesies kecil sebagian hidup di dalam tanah dan lenyap seketika jika diganggu pada siang hari, hanya untuk melanjutkan aktivitas destruktifnya pada malam hari. Di antara spesies besar, Lolak dan Suwěng juga membuat sarang di dalam tanah.

Graffland-  1898

 

 

Postingan populer dari blog ini

Kampung Tariang Baru,Tabukan Tengah, Pulau Sangihe, Rayakan HUT ke-133

PERIODISASI SEJARAH MINAHASA DAN CIKAL BAKAL PENGGUNAAN NAMA MINAHASA

MASAMPER SANGIHE: DARI MEBAWALASE KE PENTAS LOMBA