ASAL USUL PERMAINAN KALIYE - PERMAINAN TRADISIONAL MINAHASA SELATAN



BAB - 1

SEJARAH  PERMAINAN  KALIYE

Oleh  : Alffian  W.P.  Walukow

 

            Sampai saat  ini  belum  ditemukan  informasi  tertulis yang mengungkap sejarah  permainan Kaliye. Pengetahuan masyarakat  tentang awal  lahirnya permainan  ini  diperoleh  dari  cerita lisan.

Permainan  Kaliye  memasuki  masa  jayanya sebagai  permainan  anak  di Desa  Wiau Lapi  sejak  akhir  1970-an  sampai  awal  tahun 1980-an. Dikisaran  akhir  tahun 1980-an,  permainan  ini hilang.  Salah satu  Maestornya  adalah  Eping  Rompas.  

            Diperkirakan  permainan  Kaliye lahir  di  Amurang dan  menyebar  dikawasan  Minahasa  Selatan. Mengapa demikian ?  Permainan  Kaliye  adalah  adopsi  atau adaptasi dari permainan  rakyat  Spanyol  bernama  Caliche. Sedangkan  Kosakatanya  diperoleh  sejak  masa  Portugis.

Mengapa  adopsi  dari  Spanyol? 

Awal Kehadiran dan Kekuasaan Portugis di Amurang

1. Masa Kedatangan dan Pendirian Benteng (sekitar tahun 1512)

  • Bangsa Portugis pertama kali tiba di Amurang pada awal abad ke-16, sekitar tahun 1512. Mereka sebelumnya sempat mencoba menyewa tanah di Wenang (sekarang Manado), namun ditolak oleh kepala lokal. Sebagai gantinya, mereka kemudian mendirikan benteng di daerah Uwuran (sekarang Amurang) sebagai pangkalan pertahanan dan kegiatan perdagangan.Manado PostMinahasa International NetworkManado Xpress
  • Benteng ini dibangun sebagai struktur pertahanan terhadap perompak dan sebagai pusat logistik, lengkap dengan barak, gudang, kapel (gereja kecil), serta meriam yang dipasang menghadap ke Teluk Amurang.Travel KompasManado XpressPasiar

2. Aktivitas Perdagangan dan Militer

  • Amurang, yang oleh Portugis disebut “Amoer,” menjadi titik singgah penting dalam jalur perdagangan rempah Nusantara. Mereka memanfaatkan lokasi strategis ini untuk menampung pasokan dan menjaga dominasi maritim di kawasan teluk tersebut.Travel Kompashttps://manado.inews.id/
  • Struktur pertahanan termasuk kapel dan meriam menjadikannya pusat penjajahan dan penyebaran agama Kristen.Manado XpressKrestian Gigir

Rentang Waktu Kekuasaan Portugis

  • Karena kekuasaan Portugis mulai terbatas sejak awal abad ke-16, maka masa dominasi mereka di Amurang berlangsung terutama sejak sekitar tahun 1512 hingga pertengahan abad ke-16.
  • Pada dekade 1550-an, pengaruh Portugis mulai menurun ketika Spanyol—dengan dukungan lokal dari suku Mongondow—berhasil mengambil alih Benteng Amurang serta wilayah Minahasa lainnya.Minahasa International NetworkWikipedia+1

 

Ringkasan Kronologis

Periode

Peristiwa Utama

Sekitar 1512

Portugis gagal menyewa lahan di Wenang → kemudian membangun Benteng Amurang

Awal–Pertengahan Abad 16

Benteng digunakan sebagai pusat perdagangan dan pertahanan

1550-an

Portugis mulai kehilangan kontrol; Spanyol mengambil alih kekuasaan di Amurang

 

Portugis membangun dan menguasai Amurang sejak sekitar 1512, dengan mendirikan benteng kapul dan mengelola aktivitas perdagangan-rempah serta pertahanan. Namun, kekuasaannya mulai menurun pada 1550-an ketika Spanyol mengambil alih kekuasaan kawasan tersebut.

 

Amurang secara de facto berada di bawah penjajahan Spanyol  selama  kurun  waktu 1560-1660  atau  selama  100 tahun

Begini kisahnya :

Kolonial Spanyol di Amurang

1. Masuk ke Perairan Indonesia & Kolonisasi di Sulawesi Utara

2. Pendudukan Benteng Portugis di Amurang

  • Dalam dekade 1550-an, Spanyol menggunakan suku Mongondow (juga disebut Mongodouw) sebagai pendukung untuk menduduki benteng Portugis di Amurang.TimetoastInsulinde's BlogAcademia
  • Hal ini memungkinkan Spanyol akhirnya menguasai Minahasa, termasuk wilayah Amurang.AcademiaInsulinde's Blog

3. Pemantapan Kekuasaan dari Amurang ke Pedalaman

  • Pasukan Spanyol semula memusatkan kekuatan mereka di Tondano, kemudian menduduki Amurang dan menerobos ke pedalaman wilayah Minahasa.KOMPASIANA

4. Rentang Waktu Konsolidasi Kekuasaan

  • Beberapa sumber menuliskan bahwa Spanyol menaklukkan dan menduduki Amurang pada rentang tahun 1560–1660. Saat itu, akibat kekalahan Portugis, Amurang yang semula merupakan daerah kekuasaan Portugis diambil alih oleh Spanyol.krestiangigir.blogspot.comFacebook

Ringkasan Kronologis

Tahun/Waktu

Peristiwa

1522

Spanyol memulai kolonisasi di Sulawesi Utara.

1550-an

Mulai menduduki benteng Portugis di Amurang dengan bantuan suku Mongondow.

1560–1660

Amurang secara de facto berada di bawah penjajahan Spanyol.

 

            Dengan  kekuasaan  Spanyol  di Amurang  selama  100  tahun,  memungkin  adanya pertukaran  budaya. Kemungkinan lain  Adalah :  Permainan  Kaliye  Adalah  budaya  lokal Amurang  yang dikembangkan  di Spanyol.

 

 

 

 

 

 

ASAL USUL  KOSAKATA  KALIYE

Kata “Calie” dalam konteks nama atau bahasa Spanyol/Portugis yang kita

Dalam bahasa Spanyol:

·        Kata untuk sepatu adalah zapato.

·        Tidak ada kaitan langsung dengan “Calie.”

·        Tetapi ada kata kerja calzar (memakai sepatu) → dari akar Latin calceare.

·        Kata benda calzado berarti “alas kaki” (footwear).

  1. Dalam bahasa Portugis:

·        Kata untuk sepatu = sapato.

·        Ada kata kerja calçar → artinya “memakai sepatu/kaos kaki”.

·        Dari sini ada kata calce (imperatif dari calçar) dan bentuk lampau calcei.

·        Nama Calie atau Caliee bisa terdengar mirip dengan kata kerja “calcei” (saya pakai sepatu).

  1. Asal Latin:

·        Dari calceus = “sepatu” (Latin Kuno).

·        Kata ini melahirkan istilah:

·        Spanyol: calzar, calzado

·        Portugis: calçar, calçado

·        Italia: calzare

·        Jadi, “Calie” secara fonetik mirip dengan kata dasar Latin yang berhubungan dengan sepatu.

Kesimpulan

  • Keterhubungan “Calie” dengan sepatu bukan karena makna nama, tetapi karena kemiripan bentuk dengan kata-kata turunan dari calceus yang berarti sepatu dalam bahasa Latin.
  • Dalam Portugis, bentuk kata kerja calcei (“saya sudah mengenakan sepatu”) sangat dekat ejaannya dengan “Calie.”

Penelusuran lebih dalam tentang hubungan dengan Spanyol : Asal Latin: Dari calceus = “sepatu” (Latin Kuno). Kata ini melahirkan istilah: Spanyol: calzar, calzado Portugis: calçar, calçado Italia: calzare Jadi, “Calie” secara fonetik mirip dengan kata dasar Latin yang berhubungan dengan sepatu.

Asal Usul Latin: calceus

  • Calceus (jamak: calcei) adalah sepatu resmi dalam masyarakat Romawi—biasanya menutup hingga pergelangan kaki atau agak lebih tinggi, dikenakan bersama toga, dan sering menandakan status sosial penggunaannya WikipediaWikipedia.
  • Etimologinya berasal dari calx (“tumit”) plus sufiks -eus, sehingga kurang lebih berarti “bagi tumit” atau “penutup tumit” WikipediaWiktionary.

Evolusi ke Bahasa Spanyol: calzar dan calzado

  • Dari Latin calceus berkembang kata kerja calceare (“memakai sepatu”), lalu ke bentuk Spanyol calzar (“memakai sepatu”) dan bentuk substantif calzado (“alas kaki” atau “sepatu”) Buenos SpanishWikipedia.
  • Calzado merujuk secara umum pada berbagai jenis alas kaki—sepatu, sandal, sepatu olahraga, hingga sepatu hak tinggi WikipediaWordHippo.
  • Dari perspektif etimologi, calzado berasal dari Latin calzatus, participle dari calzare (“menutup kaki”) Lingvanex.

Kata Kerja Spanyol: calzar

  • Kata kerjanya—calzar—artinya “memakai sepatu” atau “mengenakan alas kaki.” Misalnya: calzar botas (“memakai sepatu bot”) Buenos SpanishCooljugator.
  • Konjugasi umum: calzo (“saya memakai”), calzascalzamos, dll. Cooljugator.

Peta Singkat Hubungan Etimologis

Latin:

 calx (“tumit”) + -eus → calceus (“sepatu Romawi formal”)

 

Vulgar / Medieval Latin:

 calceare (“memakai sepatu”) → turun ke bahasa lokal

Spanyol Modern:

 calzar (“memakai sepatu”)

 calzado (“alas kaki / sepatu”)

 

Kaitan dengan "Calie"

Meskipun “Calie” sendiri tidak memiliki makna langsung dalam bahasa Spanyol atau Portugis yang berkaitan dengan sepatu, secara fonetik kata ini cukup mirip dengan kata-kata seperti calceuscalcearecalzar, atau calzado.

Kata "Calie" mungkin muncul sebagai:

  • Pembiasan fonetik modern atau varian ejaan (misalnya dalam nama atau brand) yang kebetulan menyerupai akar Latin tersebut.
  • Nama atau istilah kreatif yang mengambil inspirasi bunyi dari istilah Latin terkait sepatu, meski tidak memiliki link makna yang terdokumentasi.

 

Ringkasan Singkat

Istilah

Asal / Arti

calx

"tumit" (Latin)

calceus

Sepatu Romawi formal

calceare

“Memakai sepatu” (Latin)

calzar

“Memakai sepatu” (Spanyol)

calzado

“Alas kaki / sepatu” (Spanyol)

Calie

Serupa secara fonetik; tidak ada makna langsung dokumenter

1. Struktur Fonetik yang Mirip

Tidak ada permainan anak-anak yang dikenal secara luas dengan nama “Calie”, namun beberapa istilah atau nama permainan mungkin memiliki ejaan atau pengucapan serupa, seperti:

  • Galínche / Caliche
    Sebuah permainan tradisional Spanyol (Murcia, Valencia, La Mancha), yang juga dikenal sebagai caliche—dimana pemain melempar cakram kecil untuk menjatuhkan suatu objek di tengah dan merebut apa yang ada di atasnya. Nama ini secara fonetik agak mirip calie, meski asal kata dan maknanya berbeda Wikipedia.

2. Tidak Tercatat di Kategori Permainan Anak

Kategori “Juegos infantiles” (permainan anak-anak) di Wikipedia dalam bahasa Spanyol tidak mencantumkan “Calie” dalam daftar, yang menunjukkan bahwa tidak ada permainan umum dengan nama tersebut Wikipedia.

 

Kesimpulan Sementara

  • Tidak ada permainan anak-anak bernama “Calie” yang ditemukan.
  • Nama yang paling mendekati secara fonetik adalah “caliche” (varian lokal dari galínche), tapi ini adalah permainan tradisional yang tidak ada hubungan langsung dengan “Calie”.
  • Bisa jadi “Calie” adalah nama buatan, misalnya untuk karakter, permainan modern di aplikasi, atau nama merk – tapi belum ada referensi umum yang mendukung itu.

Apa Itu Caliche / Galínche?

  • Caliche atau Galínche adalah nama permainan tradisional di beberapa daerah Spanyol, di mana pemain melempar cakram kecil untuk menjatuhkan objek lalu merebutnya. Ini berbunyi mirip "Calie" yang kamu tanyakan sebelumnya—namun konsepnya belum diketahui diterapkan di Indonesia saat era kolonial.

Permainan Anak di Indonesia Saat Penjajahan: Fokus pada Pengaruh Belanda, Bukan Spanyol

  • Selama penjajahan kolonial di Indonesia, pengaruh langsung pada permainan anak lebih banyak datang dari Belanda, bukan Spanyol Koropak.Co.ID.

·        Misalnya, permainan seperti engkle/engdlek diperkirakan berasal dari bahasa Belanda "Zondag Maandag" (Minggu–Senin) IDN TimesAskara.

·        Beberapa permainan lain seperti kelereng (kaleci/kleker) juga memiliki nama serupa dalam bahasa Belanda, yaitu knikkers AskaraUnderskY.

 

Spanyol vs. Indonesia: Jalur Interaksi Terbatas

  • Kekuasaan Spanyol di Nusantara (terutama di Maluku/Timor) memang terjadi pada abad ke-16 awal hingga pertengahan, namun keterlibatan mereka tidak memberikan pengaruh budaya yang meluas dalam kehidupan sehari-hari—termasuk permainan anak-anak. Pusat pengaruh lebih kuat hadir pada masa kolonial Belanda yang berlangsung jauh lebih lama Scribd.

 

Ringkasan Perbandingan

Permainan / Pengaruh

Asal Bahasa

Pengaruh di Nusantara

Caliche / Galínche

Spanyol

Tidak terdokumentasi berkembang

Engkle / Zondag-Maandag

Belanda

Langsung masuk ke permainan lokal

Kelereng / Knikkers

Belanda

Dikenal dengan varian lokal

 

 

BAB  -  II

PERMAINAN KALIYE

Ukuran Lapangan, Teknik Permainan, Alat dan Bahan


A. Ukuran Lapangan

Permainan Kaliye tidak memiliki ukuran lapangan yang baku. Ukurannya disesuaikan dengan kondisi tempat bermain. Namun, disarankan menggunakan lahan tanah, bukan beton, agar lebih aman. Ukuran yang biasa digunakan:

  • Lebar: ± 5 meter
  • Panjang: ± 10 meter

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam permainan Kaliye adalah:

  1. Pili’
    • Alat pukul yang terbuat dari belahan bambu.
    • Panjang: ± 50–60 cm, menyesuaikan dengan tinggi badan pemain.
  2. Kaliye
    • Benda yang digunakan sebagai sasaran pukulan lawan.
    • Terbuat dari potongan sandal jepit bekas, umumnya merek Swallow (buatan Jepang) atau sandal berbahan karet dan mika.
    • Cara membuat: potong bagian ujung sandal (tapak) sepanjang ± 10–15 cm.
    • Alternatif bahan tradisional: Batok kelapa (dulu sering digunakan).

C. Teknik dan Aturan Permainan

Permainan Kaliye memiliki dua bentuk:

  1. Tunggal (satu lawan satu)
  2. Ganda (berkelompok)

Baik tunggal maupun ganda harus dimainkan oleh dua pihak yang saling berlawanan. Dahulu permainan ini hanya dimainkan oleh anak laki-laki.


Tahapan Permainan

1. Menentukan Jarak Bertanding

  • Jarak dari titik awal pukulan sampai titik bidikan disepakati bersama.
  • Jarak ditentukan berdasarkan kelompok usia:
    • Usia 7–9 tahun → jarak pendek (± 7–10 meter)
    • Usia 10–12 tahun → jarak panjang (± 10–15 meter)

2. Menentukan Giliran Bermain

Aturan berlaku sama untuk Tunggal maupun Ganda.

Caranya:

  • Masing-masing pemain memukul Kaliye ke arah garis bidikan.
  • Kaliye yang paling dekat dengan garis bidikan mendapat giliran pertama.
  • Jika dua Kaliye sejajar, dilakukan pemukulan ulang dari titik di mana Kaliye berada hingga ada yang paling dekat.

3. Memulai Permainan

  • Pemain pertama memukul Kaliye ke arah bidikan.
  • Jika Kaliye mengenai sasaran:
    • Mengenai Kaliye bidikan → 10 poin
      • Poin ini ditandai dengan garis di area awal.
      • Pemain melanjutkan pukulan berikutnya.
    • Mengenai Pili’ → 5 poin
      • Ditandai dengan 5 garis setelah garis 10 poin.
  • Jika pukulan mengenai sasaran tetapi Pili’ tidak jatuh:
    • Pemain mendapat pukulan tambahan dari titik Kaliye berada.
    • Pemilik Kaliye bidikan berhak mengubah posisi Kaliye untuk mempertahankan Pili’.
  • Jika pukulan tidak mengenai sasaran:
    • Pergantian giliran. Pemain di garis bidikan menjadi pembidik, dengan aturan yang sama.
  • Permainan berakhir jika jarak antara Kaliye pembidik dan Kaliye bidikan tinggal ± 2 meter.
    • Pemenang: pemain yang garisnya paling dekat dengan garis bidikan.

Aturan Tambahan untuk Ganda

  • Sama seperti aturan Tunggal, bedanya:
    • Jika pemukul pertama gagal mengenai sasaran, digantikan oleh pemain berikutnya dalam tim.
  • Pergantian giliran dilakukan sampai pemain terakhir.

Aturan Poin dan Garis

  • Jika pemain A memperoleh 10 garis, lalu digantikan oleh pihak lawan dan lawan mendapatkan 20 garis, maka pihak lawan harus memulai dari garis awal pembidik, tidak boleh melanjutkan garis yang sudah ada.

Hadiah untuk Pemenang

  • Setelah permainan selesai, pemenang berhak mengambil Kaliye milik lawan yang kalah, terutama jika dianggap memiliki kualitas bagus.


Kaliye  di Topang oleh  Pili

Jarak 

Mencari  pemain terdahulu.








 


Postingan populer dari blog ini

Kampung Tariang Baru,Tabukan Tengah, Pulau Sangihe, Rayakan HUT ke-133

PERIODISASI SEJARAH MINAHASA DAN CIKAL BAKAL PENGGUNAAN NAMA MINAHASA

MASAMPER SANGIHE: DARI MEBAWALASE KE PENTAS LOMBA