GRANAT TERAKHIR DITANGAN EMY SAELAN DAN LUKA HATI ROBERT WOLTER MONGENSIDI Tajamnya mata tentara KNIL, Emy tak gentar, Granat terakhir, ditangannya tak pernah berkarat. Demi bangsanya, ia takkan mundur, Merah darah patriot, di dadanya berdetak kencang. Langit temaram, sorot matanya tetap tajam, Granat terakhirnya, harapan takkan padam. Dalam kegelapan, ia berdiri tegar, Menjemput takdir, berani melangkah maju. Peluh bercucuran, tangannya tergenggam erat, Granat terakhirnya, sebagai perisai pemberani. Di medan kehormatan, dia takkan surut, Meninggalkan jejak abadi, di bumi Makasar. Dengan langkah mantap, Emy maju mendekat, Granat terakhirnya, doa-doa tak terucap. Bersedia berkorban, demi negeri tercinta, Kisahnya bergema, dalam sejarah yang abadi. Seruan kebebasan, menggema dalam hati Emy, Granat terakhirnya, simbol perjuangan tak tergoyahkan. Kemerdekaan bernyala, di matanya yang penuh semangat, Semangatnya tak akan padam. Dalam gemuruh pertempuran, Emy melangkah, Granat terakhir dil